Nama saluran air yang melintasi 3 (tiga) gunung mengalir di sekitar tebing serta lebih dari 10 (sepuluh) bukit curam kanal ini menjadi saksi dari sebuah kerja keras, ketabahan, dan kegigihan yang berlangsung selama puluhan tahun yang kemudian kanal sepanjang 7,200-meter dan ditambah saluran cabang sepanjang 2,200-meter ini menjadi sumber kehidupan yang telah mengubah kehidupan lebih dari 1,200 orang dan meningkatkan produksi beras dari 25,000-kilogram menjadi 400,000 kilogram per tahun.
Hebatnya kanal buatan ini hanya dibuat dengan tangan lemah yang hampir putus asa menghadapi kekeringan dan hanya menggunakan alat- alat sederhana. Pada tahun 1959 Cawangba, sebuah desa pegunungan terpencil di propinsi Guizu Cina Barat Daya mengalami kekeringan parah selama hampir setahun penuh serta musim panas yang mengerikan hampir semua sumber air tawar di kawasan ini menghilang sepenuhnya kecuali sebuah sumur yang tidak cukup untuk mengisi seluruh desa dengan cepat. Kekeringan ini menyebabkan kelangkaan makanan karena tidak terdapat irigasi untuk sawah, sementara di sisi lain peduduk desa ini juga kesulitan untuk mendapatkan makanan dari tempat lain karena lokasinya yang terpencil di tengah kondisi yang hampir putus asa, seorang laki-laki Bernama Huang Dafa yang kala itu menjabat sebagai kepala desa bertekad untuk menggali kanal melewati jantung 3 (tiga) gunung untuk membawa air ke desanya, mengubah nasib orang-orang di sekitarnya. Huang Dafa bertekad memulai proyeknya pada tahun 1959 ketika dia baru berusia 23 tahun, selanjutnya selama 36 tahun darah, keringat, dan air mata menemani Huang Dafa untuk mewujudkan kanal ini. Pada mulanya saat penduduk desa mendengar ini mereka menyebut Haung Dafa sebagai orang gila dan tidak ada satupun dari mereka yang mendukung gagasannya. Kendati demikian Huang Dafa bersikukuh dengan komitmennya yang ingin menyelamatkan desa tercintanya dari kekeringan dan kehausan. Penggalian kanal dimulainya seorang diri walau menggunakan alat sederhana dan tidak peduli berapa tahun waktu yang dibutuhkan.
Namun seiring berjalannya proyek beberapa penduduk desa mulai membantu Huang Dafa dengan tantangan utamanya adalah menggali lereng gunung yang kondisinya ekstrem memerlukan waktu penggalian lebih lama, terlebih beberapa bagiannya merupakan batu padat dan menjadi bagian yang paling sulit sehingga beberapa diantaranya bahkan membutuhkan waktu bertahun-tahun. Setelah terowongan sepanjang lebih dari 11 sudah dapat digali dengan saluran air sepanjang lebih dari 10 kilometer, sehingga air dari sungai yang berada di belakang gunung akan dialirkan ke desa Cawangba namun nasib malang terjadi ketika banjir tiba- tiba datang. Kerja keras mereka seolah tidak ada artinya dan menjadi pukulan telak yang sulit untuk bertahan bagi kebanyakan orang dan penduduk desa tentu sangat sedih dengan kondisi itu seolah Tuhan memperlakukan mereka dengan tidak adil.
Namun demikian mereka tidak menyerah dengan beberapa alasan atas kegagalan secara bertahan, mereka menyadari bahwa kanal air yang mereka buat membutuhkan lebih dari sekedar tenaga melainkan dibutuhkan lebih banyak pengetahuan tentang pengaliran air serta keahlian dalam penggalian guna mencapai hasil yang maksimal. Selanjutnya Huang Dafa pergi ke kota untuk mempelajari pengetahuan tentang air hingga pada tahun 1990 Huang Dafa yang kini sudah berusia 50 tahun memutuskan untuk menggali kanal lagi namun bayangan kerja keras lebih dari 10 tahun yang hancur dalam sekejap selalu mempengaruhi seluruh penduduk desa hingga mereka menyerah pada gagasan menggali kanal, namun Huang Dafa memberikan semangat dan terus berkampanye untuk mendapatkan Kembali kepercayaan diri mereka setelah berkomunikasi secara intens, beberapa penduduk melakukannya.
Huang Dafa yang berusia 60 tahun bersama 30 (tiga puluh) orang desa dengan hanya mengandalkan palu serta tangan mereka mengatasi kesulitan dan maju berbekal pengetahuan penggalian air yang telah mereka miliki, akhirnya dalam waktu 3 (tiga) tahun kanal Huang Dafa berhasil diwujudkan.
Dari segala perjuangan dan pengabdian sebagian besar masa hidupnya, rakyat Cina menganugerahi Huang Dafa berbagai penghargaan medali dan menamakan kanal tersebut sesuai Namanya- Huang Dafa.
Saat ini kanal Huang Dafa telah menjadi pemandangan apik nan indah dan telah menjadi obyek wisata saluran air Huang Dafa yang terkenal di Propinsi Guizu. Wisatawan tidak hanya dapat menikmati pemandangan yang indah tetapi juga mendapat pemahaman mendalam tentang sejarah perubahan desanya.
Inilah sosok yang ulet, tidak kenal menyerah dan dapat dijadikan suri tauladan, manusia yang sangat komitmen memperjuangkan nilai- nilai kebajikan untuk kemaslatan orang banyak. Salut untuk Bapak Huang Dafa. Kisah ini semoga menjadi motivasi kepada kita semua untuk terus semangat mewujudkan cita- cita yang sudah kita yakini dapat terwujud dengan kerja keras, jiwa pantang menyerah dan ridho dari Allah SWT.
(sebuah narasi dari Youtube tentang Huang Dafa https://youtu.be/C3PG57tcuWI?si=gHt8GKDEum7UwojE)
Masya Allaah..
Luar biasa cerita dan reportasenya Mbak Nurul.
Saya ikut belajar banyak dari semangat dan kegigihan Huang Dafa dan kegigihan Mbak Nurul menuliskannya sehingga menjadi tulisan yang apik dan menarik.
Bravo!!
Masya Allah perjuang panjang penuh semangat yang akhirnya sukses. Terima kasih Bu Nurul, sehat sukses selalu
Tak kenal lelah, dan jiwa yang kreatif adalah modal sukses bagi pejuang.
Cerita seorang pejuang hidup yang sangat inspiratif dan menakjubkan. Sebuah tekad yang kuat akan menghasilkan kesuksesan.
Tulisan keren, perjuangan seorang Huang Dafa memberikan banyak pelajaran dari kegigihan beliau berjuang dan sangat inspiratif. Terima kasih Bu Nurul, semangat berkarya.
subhanallah buuu
MasyaAllah…luar biasa perjuangan Huang Dafa